Puisi Sodiki Pandawa ''Aku Sajak Takterkenang''

"AKU SAJAK TAK TERKENANG"

Pahami aku yang bukan langit penuh bintang,
Bukan juga sutra yang taktersentuh para jalang, 
Atau kanfas putih tanpa lukisan yang usang,
Dan bukan pula mentari tanpa petang,

       Pahami aku yang hanya embun di ujung ilalang,
       Bermimpi menyejukkan jiwa di antara padang gersang,
       Memberi harapan pada mawar mekar yang pernah tumbang,
       Dan berakhir dalam sajak takterkenang,

Dan terus saja panggil aku pecundang,
Hingga esok aku bangga jadi pemenang,
Menguburmu dan kau akan terbuang,
Berakhir dalam sajak takterkenang,

       Aku bukan domba yang mmaksa terbang,
       Hanya sayapku patah dan menghilang,
       Bagai kupu-kupu gemulai tanpa tulang,
       Yang berakhir habis diujung pedang,

Kini bungaku layu berguguran,
Tak mampu ku rangkai dan berhamburan,
Kini aku ranting kering yang kau tinggalkan,
Saat daunku menguning lalu terabaikan,

       Aku sajak tak terkenang,

       Hanya Pecundang yang berjuang untuk menang,
       Merangkai kelopak bunga yang terbuang,
       Dan tertawa saat kupu-kupuku beranjak terbang.

Banjarnegara, 09 Januari 2017.
Cinta Tak pernah Berharap Sesutu yang Istimewa, Karena Cinta Yang Akan Membuat semuanya Terasa Istimewa

Komentar