Puisi Sodiki Pandawa "Aku Ingin Jadi Dia"
"Aku Ingin Jadi Dia”
Aku ingin jadi dia,
Yang mampu menatapmu lalu kau sapa dia,
Aku ingin jadi dia,
Yang mampu menyapamu lalu kau sentuh dia,
Aku ingin jadi dia,
Yang mampu menyentuhmu lalu kau genggam jemarinya,
Aku ingin jadi dia,
yang mampu menggenggammu lalu kau peluk dia,
Sayang aku bukan dia,
Yang selalu kau lihat berharga meski ia tak bermakna,
Sayang aku bukan dia,
Yang selalu kau pandang sempurna meski ia tak berharga,
Sayang aku bukan dia,
Yang selalu jadi tempatmu bermanja meski berkali ia meluka,
Sayang aku bukan dia
Yang selalu kau banggakan meski berkali kau di acuhkan,
Kenapa aku bukan dia,
Sayang aku bukan dia,
Yang selalu kau pandang sempurna meski ia tak berharga,
Sayang aku bukan dia,
Yang selalu jadi tempatmu bermanja meski berkali ia meluka,
Sayang aku bukan dia
Yang selalu kau banggakan meski berkali kau di acuhkan,
Kenapa aku bukan dia,
Yang menjadi tempatmu kembali meski kau di tikam sunyi,
Kenapa aku bukan dia,
Yang menjadi tempatmu bersandar meski kau jatuh terkapar,
Kenapa aku bukan dia,
Yang menjadi jawaban meski tak pernah memberi alasan,
Kenapa aku bukan dia,
Yang menjadi deret lukisan meski tak pernah memberimu warna dalam kiasan,
sungguh ingin aku jadi dia
Kenapa aku bukan dia,
Yang menjadi tempatmu bersandar meski kau jatuh terkapar,
Kenapa aku bukan dia,
Yang menjadi jawaban meski tak pernah memberi alasan,
Kenapa aku bukan dia,
Yang menjadi deret lukisan meski tak pernah memberimu warna dalam kiasan,
sungguh ingin aku jadi dia
Komentar
Posting Komentar